Demam chikungunya atau demam chik adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus, bersifat self limited (bisa sembuh sendiri) dan ditularkan oleh nyamuk. Virus penyebabnya termasuk dalam kelompok Alphavirus, famili Togaviridae. Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus, yang juga merupakan nyamuk penular penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Demam chikungunya dijumpai terutama di daerah tropis dan sering menyebabkan epidemi dalam interval 5-10 tahun. Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya demam chikungunya antara lain rendahnya status kekebalan kelompok masyarakat, kepadatan populasi nyamuk penular. Padatnya populasi nyamuk terutama terjadi pada musim penghujan oleh karena banyaknya tempat perindukan nyamuk.
Gambaran Klinis
Masa inkubasi penyakit ini antara 1-12 hari (umumnya 2-4 hari). Gejala klinis demam chikungunya amat mirip dengan demam berdarah dengue. Namun pada demam chikungunya ada hal yang mencolok yaitu nyeri dan bengkak pada satu atau lebih persendian yang dirasakan hebat sehingga dapat mengganggu aktivitas. Persendian yang terkena terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang. Kaku sendi dapat terjadi beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah penyembuhan.
Gejala dominan lainnya yang dapat ditemukan pada orang dewasa adalah demam, nyeri otot, sakit kepala, kemerahan pada konjungtiva, mual, muntah, pembesaran kelenjar getah bening di leher. Ruam atau bintik-bintik kemerahan dapat ditemukan pada kulit.
Pada anak-anak gejala nyeri sendi jarang dijumpai. Kejang demam dapat terjadi pada anak yang berumur kurang dari tiga tahun.
Bagaimana pengobatan demam chik ini? Seperti halnya penyakit DBD, obat terhadap virus penyebabnya belum ada. Obat yang diberikan hanya bersifat simptomatis. Penatalaksanan pada fase akut adalah minum yang banyak, istirahat yang cukup dan pemberian analgetik - antipiretik golongan asetaminofen/parasetamol. Aspirin tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan perdarahan. Obat anti inflamasi non-streoid dapat diberikan untuk nyeri sendi. Terapi penunjang lain dan fisioterapi dapat dilakukan untuk memulihkan kondisi sendi.
Pencegahan
Pencegahan penyakit ini sama dengan DBD oleh karena vektor penyebabnya sama pula. Pencegahan dapat dilakukan perorangan maupun kelompok/masyarakat. Jangan biarkan jentik-jentik nyamuk berkembang biak. Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan melakukan 3M yakni menguras, menutup dan mengubur. Kamar mandi dan WC hendaknya dibersihkan setiap minggu sekali. Bak-bak tempat penampungan air minum hendaknya tertutup rapat. Kaleng-kaleng bekas, ban bekas dan lain sebagainya sebaiknya dikubur agar tidak menjadi tenpat genangan air. Sedapat mungkin lindungi diri dari gigitan nyamuk terutama pada siang hari, misalnya dengan menggunakan obat gosok (repellant), pemakaian kelambu serta pemasangan kawat kasa di rumah.
Masyarakat dapat secara bergotong royong membersihkan lingkungan dari tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk. Pengasapan atau fogging bila diperlukan dapat dilakukan secara swadaya maupun oleh pemerintah.
Demam chikungunya dijumpai terutama di daerah tropis dan sering menyebabkan epidemi dalam interval 5-10 tahun. Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya demam chikungunya antara lain rendahnya status kekebalan kelompok masyarakat, kepadatan populasi nyamuk penular. Padatnya populasi nyamuk terutama terjadi pada musim penghujan oleh karena banyaknya tempat perindukan nyamuk.
Gambaran Klinis
Masa inkubasi penyakit ini antara 1-12 hari (umumnya 2-4 hari). Gejala klinis demam chikungunya amat mirip dengan demam berdarah dengue. Namun pada demam chikungunya ada hal yang mencolok yaitu nyeri dan bengkak pada satu atau lebih persendian yang dirasakan hebat sehingga dapat mengganggu aktivitas. Persendian yang terkena terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang. Kaku sendi dapat terjadi beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah penyembuhan.
Gejala dominan lainnya yang dapat ditemukan pada orang dewasa adalah demam, nyeri otot, sakit kepala, kemerahan pada konjungtiva, mual, muntah, pembesaran kelenjar getah bening di leher. Ruam atau bintik-bintik kemerahan dapat ditemukan pada kulit.
Pada anak-anak gejala nyeri sendi jarang dijumpai. Kejang demam dapat terjadi pada anak yang berumur kurang dari tiga tahun.
Bagaimana pengobatan demam chik ini? Seperti halnya penyakit DBD, obat terhadap virus penyebabnya belum ada. Obat yang diberikan hanya bersifat simptomatis. Penatalaksanan pada fase akut adalah minum yang banyak, istirahat yang cukup dan pemberian analgetik - antipiretik golongan asetaminofen/parasetamol. Aspirin tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan perdarahan. Obat anti inflamasi non-streoid dapat diberikan untuk nyeri sendi. Terapi penunjang lain dan fisioterapi dapat dilakukan untuk memulihkan kondisi sendi.
Pencegahan
Pencegahan penyakit ini sama dengan DBD oleh karena vektor penyebabnya sama pula. Pencegahan dapat dilakukan perorangan maupun kelompok/masyarakat. Jangan biarkan jentik-jentik nyamuk berkembang biak. Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan melakukan 3M yakni menguras, menutup dan mengubur. Kamar mandi dan WC hendaknya dibersihkan setiap minggu sekali. Bak-bak tempat penampungan air minum hendaknya tertutup rapat. Kaleng-kaleng bekas, ban bekas dan lain sebagainya sebaiknya dikubur agar tidak menjadi tenpat genangan air. Sedapat mungkin lindungi diri dari gigitan nyamuk terutama pada siang hari, misalnya dengan menggunakan obat gosok (repellant), pemakaian kelambu serta pemasangan kawat kasa di rumah.
Masyarakat dapat secara bergotong royong membersihkan lingkungan dari tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk. Pengasapan atau fogging bila diperlukan dapat dilakukan secara swadaya maupun oleh pemerintah.